Sejarah
Sejarah
Mengenal PKNI
Perhimpunan Kedokteran Nuklir Indonesia (PKNI) merupakan organisasi profesi para dokter di bidang Ilmu Kedokteran Nuklir di Indonesia. llmu Kedokteran Nuklir adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan sumber radiasi terbuka dari disintegrasi inti radionuklida buatan, untuk mempelajari perubahan fisiologi dan biokimia (dari suatu organ atau sistem), sehingga dapat digunakan untuk tujuan diagnostik, terapi, dan penelitian kedokteran.
Sejarah
Timeline Sejarah PKNI
1965
Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno
1967
1971
1978
1980
1989
1992
PKNI mendapat kehormatan menjadi tuan rumah kongres ke-5 Asia Oceania Congress of Nuclear Medicine and Biology. Kongres ini mendapat dukungan penuh dari Bapak Soeharto Presiden Republik Indonesia, yang pada saat itu menyatakan bahwa sudah saatnya Indonesia memiliki dokter spesialis Kedokteran Nuklir dan mengembangkan unit Kedokteran Nuklir di Indonesia.
1998
2008
2012
2020
2022
Pada tanggal 3 Febuari dan 27 Juli 2022, anggota PKN-TMI bertambah dengan kelulusan Ujian Nasional 13 dokter spesialis kedokteran nuklir baru:
- M. Arifin Fahmi, dr., Sp.KN-TM
- Tripera Sucianti, dr., Sp.KN-TM
- Wulan Apriliani, dr., Sp.KN-TN
- Esther Devina Panjaitan, dr., Sp.KN-TM
- Junan Imaniar Pribadi, Sp.KN-TM
- Nora Anggun Prasetyo, dr., Sp.KN-TM
- Sri Puspa Handayani, dr., Sp.KN-TM
- Andrean Utomo, dr., Sp.KN-TM
- William Korompis, dr., Sp.KN-TM
- Arifudin Achmad, dr., Ph.D., Sp.KN-TM
- Priska Gusti Wulandari, dr., Sp.KN-TM
- Stefani Susilo, dr., Akp., Sp.KN-TM, dan
- Endah Indriani W, dr., Sp.KN-TM
Dengan demikian, anggota PKN-TMI bertambah dari 48 menjadi 61 dokter spesialis.