Apa itu Kedokteran Nuklir?
Banyak orang mengasosiasikan kata “nuklir” dengan radiasi yang sangat berbahaya. Asosiasi ini jauh dari kenyataan yang sesungguhnya. Guru Besar Kedokteran Nuklir. Prof. Dr. dr. Achmad Hussein S. Kartamihardja, Sp.KN-MT(K), MH.Kes., FANMB memberikan analogi yang lebih tepat dan lauh mudah difahami yaitu dengan “air”.
Air mineral yang bersih dalam jumlah satu gelas, dapat bermanfaat menyegarkan kita, sebagai minuman atau digunakan untuk cuci tangan. Namun air yang datang dalam wujud tsunami dapat berakibat fatal bahkan meluluhlantakkan sebuah kota. Demikian pula dengan radiasi. Dalam jumlah kecil, kita semua terpapar radiasi sinar matahari, bahkan dari zat-zat yang kita konsumsi. Dalam jumlah yang tepat, radiasi dapat sangat bermanfaat untuk tujuan tertentu.
Jumlah (dosis atau aktivitas) radiasi yang digunakan dalam tindakan-tindakan diagnsotik di kedokteran nuklir (pemeriksaan SPECT scan dan PET scan) sangat rendah bila dibandingkan dengan batas paparan radiasi tahunan yang dipertimbangkan sebagai jumlah paparan di mana kemungkinan terjadinya efek terhadap kesehatan manusia mulai muncul (Lihat gambar). Bahkan jika dibandingkan dengan tindakan medis lainnya yang juga menggunakan radiasi, seperti CT scan, kateterisasi jantung, atau radioterapi, jumlah paparan radiasi yang diterima pasien saat menjalani tindakan-tindakan diagnostik di kedokteran nuklir masih lebih rendah. Batas jumlah paparan radiasi terbawah di mana risiko terjadinya kematian akibat kanker mulai meningkat adalah 100 mSv, sementara sekali pemeriksaan PET scan biasanya memaparkan radiasi pada pasien sekitar 1 mSv.
Sumber: BOOKLET to Provide Basic Information Regarding Health Effects of Radiation oleh Kementrian Lingkungan, Pemerintah Jepang (diperbarui tahun 2015), dapat diunduh dari link ini.
Bagaimana tindakan pemeriksaan kedokteran nuklir dilakukan?
Prosedur Kedokteran Nuklir meliputi tindakan memasukkan radiofarmaka dengan dosis kecil yang aman ke dalam tubuh dengan tujuan untuk diagnostik dan terapi. Di era kedokteran yang modern ini, Kedokteran Nuklir mempunyai peranan penting dalam hal personalized medicine yang mana setiap pasien mempunyai kondisi penyakit serta tubuh yang berbeda–beda sehingga pengobatan yang diberikan untuk setiap pasien juga tidak dapat disamaratakan. Berikut ini ilustrasi bagaimana prosedur pemeriksaan kedokteran nuklir dilakukan:
(Sumber: Nuclear Medicine Europe)
Apa itu Pencitraan Molekuler?
Pencitraan Molekuler adalah salah satu teknik pencitraan di bidang kedokteran yang menghasilkan gambar dari hal-hal yang terjadi di dalam tubuh pada tingkat molekul dan sel. Teknik pencitraan ini dapat membantu dokter-dokter dalam menilai fungsi dari organ-organ tubuh. Pencitraan diagnostik lainnya seperti x-ray, computed tomography (CT) serta ultrasonografi memiliki peran dalam menilai struktur anatomi dari organ-organ tubuh tersebut.
Pencitraan Molekuler ini merupakan bagian dari Kedokteran Nuklir yang menggunakan radiofarmaka dengan target molekul tertentu dan kamera Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT) dan Positron Emission Tomography (PET). Pencitraan Molekuler dapat memberikan berbagai informasi yang tidak bisa didapatkan dari teknologi pencitraan lainnya atau informasi yang perlu didapatkan dari prosedur invasif seperti biopsi ataupun tindakan pembedahan. Selain itu Pencitraan Molekuler juga dapat mengidentifikasi suatu penyakit pada stadium awal bahkan sebelum timbul keluhan maupun kelainan yang terdeteksi dari pemeriksaan diagnostik lainnya.
Bagaimana Kedokteran Nuklir dan Pencitraan Molekuler dapat membantu pasien?
Sebagai suatu modalitas dalam mengevaluasi dan menangani penyakit, Kedokteran Nuklir dan Pencitraan Molekuler dapat membantu dokter-dokter dalam hal:
- Menentukan luas dan derajat beratnya suatu penyakit
- Memilih terapi yang paling efektif berdasarkan karakteristik biologis masing-masing pasien dan sifat molekuler dari masing-masing tumor ataupun penyakit lainnya
- Menentukan respon dari masing-masing pasien terhadap obat-obatan tertentu
- Secara akurat menilai efektifitas dari regimen terapi yang diberikan
- Merubah rencana terapi yang diberikan kepada masing-masing pasien berdasarkan perubahan pada aktivitas tingkat sel
- Mengevaluasi progresifitas dari suatu penyakit
- Mengidentifikasi kekambuhan suatu penyakit dan memantau perkembangannya
Kapankah prosedur Kedokteran Nuklir dan Pencitraan Molekuler digunakan?
Prosedur Kedokteran Nuklir dan Pencitraan Molekuler merupakan prosedur non-invasif yang aman dan tidak menimbulkan nyeri. Prosedur ini dapat digunakan untuk mendiagnosa serta mengobati berbagai penyakit seperti: kanker, kelainan tiroid, kelainan jantung, kelainan ginjal, kelainan lambung dan hati, kelainan paru-paru, penyakit Alzheimers, Parkinsons dan beberapa kelainan saraf, serta kelainan organ-organ tubuh lainnya.
Pada pos edisi berikutnya, kami akan menjelaskan di mana posisi pemeriksaan dan terapi kedokteran nuklir dalam kerangka kesehatan secara umum. (red)