Komisi Onkologi Lancet untuk Pencitraan Medis dan Kedokteran Nuklir IAEA didirikan pada tahun 2018. Komisi ini terdiri dari 27 perhimpunan dan organisasi kedokteran nuklir dan pencitraan diagnostik terkemuka di dunia. Komisi ini berupaya secara komprehensif untuk menilai kebutuhan pencitraan dan sumber daya kedokteran nuklir di seluruh dunia. Pertemuan formal pertama diadakan IAEA pada tahun 2018 untuk menilai akses di seluruh dunia dan menganalisis hambatan terhadap layanan pencitraan dan kedokteran nuklir dalam upaya menyediakan terapi kanker yang lebih optimal.
Komisi ini menggunakan data yang disusun oleh IAEA tentang detil fasilitas, tenaga kerja, dan prosedur, dengan titik pusat perhatian pada negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, melalui Database Kedokteran Nuklir IAEA (NUMDAB) dan database sumber daya global Pencitraan Medis dan Kedokteran Nuklir IAEA (IMAGE).
Negara-negara Asia Tenggara, kecuali Singapura, adalah negara-negara low- atau middle-income, dengan rentang pendapatan yang lebar dan variasi dalam sumber daya dan ketersediaan layanan kesehatan. Sebagai contoh, Kamboja dan Laos belum memiliki rumah sakit dengan fasilitas kedokteran nuklir. Model mikrosimulasi menunjukkan bahwa sebagian besar kematian yang dapat dicegah di bawah skenario peningkatan fasilitas secara komprehensif—yaitu, peningkatan modalitas pencitraan dan terapi serta kualitas perawatan—akan berada di Asia (5,28 juta kematian), yang akan menyumbang 11,9% dari kematian akibat kanker yang diproyeksikan bakal terjadi di Asia antara 2020 dan 2030. Bahkan dengan hanya peningkatan akses dan penyediaan pencitraan saja (termasuk kedokteran nulir) akan dapat mencegah 1,42 juta kematian, yang merupakan 3,2% dari kematian akibat kanker yang diperkirakan akan terjadi di Asia.
Laporan Komisi yang diterbitkan pada Maret 2021 lalu menitikberatkan pada adanya ketimpangan dalam akses ke sumber daya pencitraan dan menguraikan kasus terkait kesehatan ditinjau dari segi ekonomi di berbagai negara; menggambarkan bahwa peningkatkan akses ke pencitraan medis dan kedokteran nuklir bagi pasien kanker akan menghasilkan manfaat kesehatan dan ekonomi yang substansial. Komisi ini menyerukan strategi global yang menyeluruh untuk mengatasi kebutuhan ini berupa langkah-langkah sebagai berikut:
- Tindakan 1: Memasukkan diagnostik pencitraan dalam paket manfaat penting ketika memperluas cakupan kesehatan universal di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah
- Tindakan 2: Memasukkan dalam rencana pengendalian kanker nasional tindakan yang memerlukan biaya untuk meningkatkan diagnostik pencitraan kanker
- Tindakan 3: Memperluas akses ke layanan yang efektif untuk diagnostik pencitraan dengan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan peralatan pencitraan saat ini
- Tindakan 4: Memastikan penyediaan akses optimal ke diagnostik pencitraan yang efektif dengan membangun kolaboratif untuk diagnostik pencitraan kanker
- Tindakan 5: Berinvestasi dalam pendidikan dan pelatihan untuk memperluas sumber daya manusia
- Tindakan 6: Berinvestasi dalam pelatihan, penelitian, pengembangan, dan inovasi untuk mengembangkan diagnostik pencitraan kanker yang terjangkau di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Komisi Onkologi Lancet untuk Pencitraan Medis dan Kedokteran Nuklir terdiri dari :
the African Association of Nuclear Medicine, the American College of Radiology, the Association of Latin American Societies of Biology and Nuclear Medicine, the Australian and New Zealand Society of Nuclear Medicine, the Asia Oceania Federation of Nuclear Medicine and Biology, the African Organisation for Research & Training in Cancer, the American Society of Clinical Oncology, the Arab Society of Nuclear Medicine, the African Society of Radiology, the American Society for Radiation Oncology, the Breast Cancer Research Foundation, the European Association of Nuclear Medicine, the European Society for Medical Oncology, the European Society of Radiology, the European Society for Radiotherapy and Oncology, the Hong Kong College of Radiologists, the International Atomic Energy Agency, the International Society for Strategic Studies in Radiology, the International Society of Radiology, the National Cancer Institute, the Pan-Arab Association of Radiological Societies, the Radiological Society of North America, the South African Society of Nuclear Medicine, the Society of Nuclear Medicine & Molecular Imaging, the Union for International Cancer Control, the World Federation of Nuclear Medicine and Biology, and the World Molecular Imaging Society.
– – –
PKN-TMI saat ini belum menjadi bagian secara langsung dari komisi, namun Indonesia melalui Prof. Dr. dr. Achmad Hussein S. Kartamihardja, SpKN-TM(K).,MHKes, FANMB yang menjabat sebagai vice president (regional representative) di Asean Ocean Federation of Nuclear Medicine and Biology (AOFNMB) turut berpartisipasi aktif dalam setiap program AOFNMB. PKN-TMI turut mendukung peran AOFNMB di Lancet Oncology Commision. Dalam kongres AOFNMB di Kyoto, September 2022 (AOCNMB), disepakati bersama di antara anggota AOFNMB bahwa Indonesia akan menjadi tuan rumah AOCNMB pada tahun 2024 di Bali. Besar harapan kita semua, kolaborasi antara PKN-TMI dengan berbagai bidang terkait di pencitraan medis dan terapi kanker di Indonesia semakin erat dan mendatangkan banyak manfaat bagi pasien-pasien kanker. (khr)
Sumber : https://www.iaea.org/about/partnerships/other-organizations/lancet-oncology-commission