Tingginya insidensi dan kematian akibat kanker menyebabkan peningkatan pembiayaan kesehatan. Selain menjadi beban sosial, kanker juga merupakan beban personal, secara langsung maupun tidak langsung. Kanker sendiri merupakan penyebab kematian ke-2 tertinggi di Indonesia berdasarkan data dari Institute for Health Metrics and Evaluation pada tahun 2020. Kanker prostat menempati peringkat tertinggi ke-4 insiden kanker pada laki-laki di Indonesia (The Global Cancer Observatory, 2020). Berbagai upaya telah banyak dilakukan oleh ilmuwan dan tenaga medis untuk menatalaksana kanker, salah satunya kanker prostat.
Penanganan yang komprehensif pada penyakit kanker prostat menjadi hal yang penting dalam melawan kanker prostat dan rekurensinya. Penguatan strategi dari kebijakan lintas sektor, penambahan sumber daya manusia, dan pelaksanaan pelatihan dalam menangani kanker prostat merupakan beberapa hal yang bisa dilakukan secara terintegrasi dan dengan kolaborasi yang baik.
Kedokteran Nuklir dan Teranostik Molekuler merupakan salah satu bidang kedokteran yang memiliki peran dalam diagnosis maupun terapi kanker sebagaimana yang disampaikan Prof. Dr. dr. A. Hussein S. Kartamihardja, Sp.KN-TM(K), MH.Kes, FANMB dalam plenary lecture. “Prostate Theranostics Workshop” yang dilaksanakan pada 20 November 2021 silam merupakan wujud dari usaha Perhimpunan Kedokteran Nuklir dan Teranostik Molekuler Indonesia (PKN-TMI) dalam menangani kanker prostat secara komprehensif. Berkolaborasi lintas-bidang dengan disiplin ilmu kedokteran lain acara ini diselenggarakan selama satu hari penuh di Cafe Hara, Bandung. Perhelatan ini juga sekaligus sebagai pertemuan ilmiah tahunan PKN-TMI yang digelar secara hybrid pertama kali setelah tahun sebelumnya pertemuan ilmiah tahunan dilakukan secara daring karena pandemi COVID-19. Workshop diawali dengan pembukaan dari perwakilan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yaitu dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD, Ph.D yang memaparkan data-data nasional mengenai kanker prostat dan juga strategi penanganan dan tantangan apa saja yang perlu diperhatikan, dilanjutkan dengan pemaparan mengenai kanker prostat secara umum dari Dr. dr. Ferry Safriadi, Sp.U(K). Pemaparan penanganan paliatif pada kanker sebagai konsekuensi dari kanker prostat yang bermetastasis juga ikut disampaikan oleh Dr. dr. Indra Wijaya, Sp.PD-KHOM.
Dengan peran Kedokteran Nuklir dan Teranostik Molekuler pada kanker prostat, pembahasan mendalam mengenai pencitraan disampaikan oleh dokter Spesialis Kedokteran Nuklir dan Teranostik Molekuler dari dalam negeri dan mancanegara. Secara daring, Harshad Kulkarni, MD., Ph.D, pakar kedokteran nuklir dari Theranostic Center for Molecular Radiotherapy and Molecular Imaging, Zentralklinik Bad Berka, Jerman, menyampaikan materi mengenai teranostik PSMA dan pengalaman penanganan kanker prostat dengan metastasis. Berikutnya sesi diskusi dan pembahasan mengenai pedoman tatalaksana terapi menggunakan PSMA dipandu oleh Dr. dr. Basuki Hidayat, Sp.KN-TM(K) dan Dr. dr. Budi Darmawan, Sp.KN-TM(K).
Workshop kali ini ditutup dengan presentasi oral yang diikuti oleh sembilan peserta. Kesembilan peserta berasal dari anggota muda PKNTMI, yaitu residen tingkat awal sampai tingkat akhir. Presentasi oral tersebut tidak hanya sebagai ajang berbagi penelitian dan laporan kasus langka, namun juga dijadikan ajang kompetisi ilmiah. Berdasarkan penilaian panel juri, dr. Arifudin Achmad, Ph.D yang melaporkan penelitian berjudul In Silico Study of Theranostic LAT1-Targeting using LAT1 Inhibitor-Based Radiopharmaceuticals berhak mendapatkan penghargaan sebagai presenter oral terbaik sementara dr. Esther Devina Panjaitan dengan presentasi kasus berjudul The Use of 177Lu-DOTATATE in the Treatment of Iodine Refractory Differentiated Thyroid Carcinoma Patients sebagai juara kedua, dan dr. David Siahaan dengan presentasi kasus “Sisternografi Tc-99m DTPA untuk mendeteksi kebocoran cairan serebrospinal” sebagai juara ketiga.
Dengan diumumkannya pemenang presentasi oral, maka berakhirlah rangkaian acara Prostate Theranostics Workshop. Harapannya, Kedokteran Nuklir dan Teranostik Molekuler semakin dikenal tidak hanya dengan kontribusi diagnostiknya namun juga terapetik. Dan dalam penanganan kanker prostat, Kedokteran Nuklir dan Teranostik Molekuler menjadi teranostik baik masa kini maupun untuk masa depan Indonesia.
Sumber: dokumentasi internal